Sebuah Hubungan


.

Setiap kali sesuatu hal berakhir,  saat itu pula tercipta tempat untuk pengalaman baru. Dan dalam setiap pengalaman baru terdapat anak tangga. Kadang kala terdapat kerikil dan terkadang batu besar. Beberapa diantaranya mengasyikkan, dan yang lainnya melelahkan. Tapi setiap hari yang dilewatkan membuat kita belajar tentang alasan keberadaan, tujuan, dan mengapa orang-orang yang berbeda datang dan pergi dalam hidup.
Setiap kali sebuah hubungan berakhir atau ditinggalkan, membuat kita memeriksa diri, hati, dan jiwa kita. Apa yang telah dilakukan sehingga orang ini datang? Bagaimana perjalanan kita menarik mereka ke dalam hidup kita? Bagaimana mereka membawa diri kita ke dalam realitas, dan apa alasannya? Setiap langkah adalah bagian dari perjalanan untuk masuk ke dalam dan mencari tahu siapa diri kita sebenarnya, mengapa kita ada disini, dan mengapa kita kadang mengalami rasa sakit dan kesengsaraan. Semua hal diawali dari dalam, dan bagian luar pun akan mengikuti. Mari kita renungkan, Apakah tujuan hidup kita sebenarnya? Lakukan semua yang bisa kita ciptakan. Ini adalah sebuah perjalanan.........nikmati petualangannya.
Anda telah melewati berbagai masa sulit dan juga masa-masa bahagia. Anda juga telah membantu orang-orang melewati masa sulit. Anda selalu tahu apa yang harus Anda lakukan.
Fokuslah selalu pada solusi. Pusatkan perhaitan pada apa yang Anda inginkan, bukan pada apa yang tidak diharapkan. Anda pernah menyakiti orang-orang, mereka juga pernah menyakiti Anda. Anda adalah makhluk spiritual yang belum sepenuhnya berubah menjadi makhluk itu.
Anda terus berusaha untuk melewati garis finish dan kemudian Anda berhenti. Teruskan, lewati garis itu. Anda berhak mendapatkan, mampu dan sanggup mencapainya. Kadang jika kita berusaha menghilangkan amarah, semuanya akan mengalir dengan sendirinya.
Anda adalah orang yang disayangi, sangat disayangi. Ini adalah awal dari sebuah masa depan indah yang penuh dengan kelimpahan. Ingatlah selalu...bahwa seseorang mencintai Anda dan akan selalu ada untuk Anda. Kita tidak pernah benar-benar sendiri!.

Sumber: Memo (19 Maret 2012)

Your Reply